Beita Akhirat

Analisis Butir Soal Instrumen Penelitian



Untuk mengetahui untuk mengetahui tercapai  tidaknya suatu tujuan pembelajaran, umpan balik bagi proses pembelajaran dilakukan evaluasi pembeajaran. Adapun instrumen evaluasi yang biasa digunakan oleh seorang guru yaitu berupa tes tertulis. Tes tertulis harus memiliki karakteristik atau syarat-syarat sebagai alat evaluasi yang baik, diantaranya harus memenuhi syarat validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis suatu butir soal instrumen sebgai berikut :
1.      Pengumpulan data / lembar jawaban
2.      Koreksi, dimana jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0
3.      Mengurutkan data serta menggolongkan data sesuai keperluan analisis, Siswa yang memperoleh Skor tertinggi ditempatkan pada urutan paling atas, skor terendah ditempatkan paling bawah.
4.       Melakukan perhitungan tingkat kesukaran, daya beda, validitas, dan reliabilitsas

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN

            Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah teori proporsi menjawab benar, yaitu dengan rumus:


 
Dengan : 
P          = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran

∑ X     = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N        = Jumlah peserta tes
SM      = Skor maksimum

Menurut Sumarna Supranata dalam analisis validitas, reliabilitas dan Interpretasi  Hasil Tes Implementasi kurikulum 2004, hal 47, criteria pemilihan soal pilihan ganda berdasarkan tingkat kesukaran tes adalah :

 

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA

            Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antar siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda soal dilakukan analisis dengan cara :
1.      Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah
2.      Diambil 27 % dari kelompok atas (nilai tinggi) dan 27 % dari kelompok bawah (nilai rendah)
Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus :



Dengan :   D   = Indeks daya pembeda soal
                JA  = Banyaknya peserta kelompok atas
                JB  = Banyaknya peserta kelompok bawah
                BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar
                BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar
Dalam hal ini criteria daya pembeda soal adalah :


PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR
            Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan criteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran tersebut adalah teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh pearson.


PERHITUNGAN RELIABILITAS TES
            Suatu soal dapat dikatakan reliable jika memberikan hasil yang tetap. Untuk menentukan reliabilitas tes dapat menggunakan metode belah dua persamaan product moment. Dari 14 soal yang disajikan diperoleh 6 soal yang memenuhi kriteria soal yang reliabel dan dapat dibagi menjadi dua bagian nomor soal yang ganjil dan genap. Dengan melihat data pada table dapat dihitung:


Reliabilitas tes dihitung secara keseluruhan dari semua soal memenuhi kriteria soal yang reliabel.

Petunjuk Tugas pertemuan 10 :
1. Buatlah analisis butir soal dengan jumlah butir soal objektif sebanyak 25 buah, yang mengacu pada teori dengan menggunakan file excel berikut (download Excel ).
2. Buatlah laporan akhir seperti contoh pada word berikut (download file word), file word berdasarkan pada excel pada poin 1.
3. Tugas  kirim ke email astyfebliza@yahoo.co.id paling lambat hari sabtu, 26 November pukul 14.00.

Pengenalan Asam Basa

Bagaimanakah cara megetahui apakah suatu zat itu bersifat asam atau basa? Pengenalan suatu asam basa beresiko tinggi bila dilakukan dengan cara mencicipi karena ada senyawa kimia yang bersifat racun. Pengenalan senyawa asam dan basa dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus dan indikator asam basa.
a.       Kertas lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

Tabel 1. perubahan warna kertas lakmus
Larutan
Kertas Lakmus
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Asam
Tetap Merah
Berubah menjadi Merah
Netral
Tetap merah
Tetap Biru
Basa
Berubah Menjadi Biru
Tetap Biru

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, larutan netral tidak mengubah warna pada kertas lakmus, dan larutan basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.

b.      Indikator Asam Basa
            Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan  warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Perhatikanlah warna indikator pada larutan asam atau basa berikut ini


Tabel 2. Beberapa zat indikator Asam Basa
Indikator
Warna setelah ditambahkan indikator
Larutan Asam
Larutan Basa
Larutan Netral
Fenolftalein
Tidak berwarna
Merah
Tidak berwarna
Bromtimol
Kuning
Biru
Biru
Metil Merah
Merah
Kuning
Kuning
Metil Jingga
Merah
Kuning
Kuning


Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta menentukan harga pH dapat digunakan indikator universal.
          
                                               
(a). warna pada indikator universal. (b). Indikator universal digunakan dengan cara mencelupkan indikator universal sampai batas warna ke dalam larutan yang akan ditentukan pH nya, akan terlihat perubahan warna pada kertas indikator. (c). kemudian cocokkan perubahan warna dengan warna indikator pada kotak. Dan dapat ditentukan pH larutan.

c.    pH Meter 
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan.

Gambar pH meter

Elektroda pada pH meter dicelupkan pada larutan yang akan diuji pH nya. pH meter akan menunjukkan pH larutan tersebut secara otomatis.

Ikatan Kimia (ikatan ionik dan ikatan kovalen)


1.    Ikatan Ionik (elektrokovalen)
Ikatan Ionik adalah ikatan dimana terjadi transfer electron dari satu atom ke atom yang lainnya untuk menghasilkan ion. Zat berikatan bersama dengan atraksi listrik yang kuat antara ion positif dan negative. Partikel bermuatan listrik disebut ion. Suatu ion adalah sebuah atom (atau sekelompok atom) yang membawa muatan listrik, baik positif ataupun negative.
·         Ion positif disebut kation
·         Ion negative disebut anion

Ikatan ion dalam Litium Florida
Li (1s2, 2s1)                   Li+ (1s2) + e
F (1s2, 2s1 2P5)  +  e      →Li-(1s2, 2s1 2P6)
Li+  +  F-                        Li+F- → LiF
Atom litium mempunyai satu electron pada tingkat energy terluar yang mudah lepas, dan flourin mempunyai tempat untuk menerima electron. Litium flourida berikatan bersama dengan tarikan kuat antara ion litium dan flourida.

Kalsium klorida
Konfigurasi electron berdasarkan prinsip bilangan kuantum:
           
            
Kalsium mempunyai dua electron pada tingkat energy terluar yang relative mudah untuk lepas, tetapi tiap atom klorin hanya memiliki satu ruangan pada tingkat energy luar untuk mengambil electron dari kalsium. Sehingga kita membutuhkan dua klorin untuk berikatan dengan satu kalsium. Akan ada daya tarik  yang sangat kuat karena muatan 2+ pada ion kalsium.

                                         Ca++  +  2Cl-                              → Ca++ 2Cl-      → CaCl2

2. Ikatan Kovalen
            Dalam ikatan kovalen, sepasang electron dibagi antara dua atom. Ikatan kovalen sering digambarkan menggunakan gambar  titik dan silang.  Gambar titik dan silang secara sederhana menggambarkan bahwa electron berasal dari atom berbeda.

Ikatan kovalen pada molekul H2
Ikatan kovalen antara dua atom hydrogen sangat kuat. Atom hydrogen yang berpasangan disebut molekul hydrogen, dengan symbol H2. Molekul hydrogen disebut diatomic karena mengandung dua atom.
                                   
    

Tiap atom hydrogen hanya mempunyai satu electron untuk berbagi. Sehingga hydrogen hanya dapat membentuk satu ikatan kovalen.  

Ikatan kovalen pada molekul Hidrogen klorida
Atom klorin mempunyai satu electron yang tidak berpasangan pada kulit terluar yang dapat berikatan dengan atom hydrogen membentuk ikatan kovalen.

 Perhatikan bahwa hanya electron pada tingkat energy terluar dari klorin yang digunakan dalam ikatan. jika kita lihat susunan elekktron disekitar atom klorin dalam molekul ikatan kovalen HCl, kita akan melihat bahwa strukturnya sekarang adalah 2,8,8. Ini sama dengan atom argon. Hal yang sama, hydrogen sekarang mempunyai 2 elektron pada kulit terluar sama seperti helium.
Ketika atom berikatan secara kovalen,  akan menghasilkan struktur electron terluar mirip seperti gas mulia. Ada beberapa contoh dimana perbedaan jumlah pasangan dibentuk, menghasilkan struktur yang tak serupa dengan gas mulia.

Ikatan kovalen Molekul Florin, oksigen dan Nitrogen
Tiap florin mempunyai satu electron yang tidak berpasangan pada tingkat energy terluar. Electron ini digunakan bersama antara dua atom untuk menghasilkan ikatan kovalen. Florin adalah molekul diatomic, F2.

Ikatan kovalen dalam molekul oksigen-ikatan rangkap
Ketika atom berikatan secara kovalen, mereka juga dapat membentuk jumlah maksimum ikatan sehingga hasilnya akan dibentuk molekul yang lebih stabil. Oksigen adalah molekul diatomic, O2. Ikatan rangakap dapat ditunjukkan sebagai O=O.

Ikatan kovalen F2, O2 dan N2

Ikatan kovalen dalam molekul nitrogen
Tiap atom nitrogen mempunyai 5 elektron pada kulit terluar. Dengan membagikan 3 elektron, nitrogen membentuk molekul yang sangat stabil. Ikatan rangkap tiga sangat kuat. Inilah sebabnya nitrogen tidak reaktif.

Ikatan kovalen dalam metana, ammonia, air dan etana.
Dalam metana, atom karbon mempunyai empat electron tak berpasangan yang masing-masingnya membentuk ikatan kovalen dengan atom hydrogen.
Dalam ammonia, nitrogen hanya memiliki 3 elektron yang tidak berpsangan dab juga dapat berikatan dengan 3 atom hydrogen membentuk HN3.
Dalam air, ada 2 elektron yang tidak berpasangan dalam atom oksigen yang dapat berikatan dengan atom hydrogen membentuk H2O.

Struktur etana hampir sama dengan metana, gas alam. Semua ikatannya adalah ikatan kovalen tunggal.


Mengapa air lebih stabil dibandingkan campuran hydrogen dan oksigen?
Ketika hydrogen, H2 dan oksigen, O2, berkombinasi membentuk air, ikatan kovalen harus dirusak dalam molekul hydrogen dan oksigen, dan ikatan baru terbentuk dalam air.
Reaksi antara hydrogen dan oksigen bersifat meledak. Hal ini karena banyak energy yang dilepaskan dalam pembuatan ikatan baru dibanding yang digunakan dalam merusak ikatan yang lama. Karena begitu banyak energy yang dilepaskan, menyebabkan air lebih stabil daripada molekul hidrogen dan oksigen.

 Ikatan kovalen dalam karbon dioksida, CO2.
Atom Karbon mempunyai empat electron yang tidak berpasangan dan juga dapat membentuk empat ikatan kovalen. Tiap oksigen  mempunyai dua electron yang tidak berpasangan dan dapat membentuk dua ikatan kovalen.
Jumlah ikatan maksimum (system menjadi lebih stabil)  jika karbon membentuk dua ikatan dengan tiap oksigen.

Ikatan kovalen dalam ammonia  (NH3) dan ion ammonium (NH4+)
Dalam ion ammonium kita menemukan satu jenis ikatan kovalen dimana electron berikatan bersama diambil dari satu sisi atom.  Ikatan ini disebut ikatan kovalen koordinat atau ikatan koordinat.     


Ikatan kovalen koordinat dalam ion ammonium

Cara mempresentasikan ikatan kovalen
Bagian dari gambar titik dan silang, molekul kovalen dapat juga digambarkan dengan cara lain. Dalam model, tiap hubungan antara atom di presentasian oleh sebuah ikatan kovalen sepasang electron berikatan.
Pada kertas kita sering menyederhanakan gambar dengan meninggalkan electron bagian dalam dan hanya menggambarkan electron pada tingkat energy terluar. Atau mungkin menggambarkan tiap ikatan kovalen sebagai garis lurus ikatan atom. Tiap garis berarti sepasang electron berikatan. Pada diagram / gambar kadang-kadang kita menggambarkan pasangan electron yang tidak berikatan pada kulit terluar (yang disebut pasangan electron sunyi), kadang-kadang kita juga tidak menuliskannya.

  

EFEK RUMAH KACA (Green House Effect) PENYEBAB GLOBAL WARMING!!!!!


    Efek rumah kaca (green house effect), diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, efek rumah kaca rmerupakan proses pemanasan permukaan suatu ataupun benda langityang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
      Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer seperti belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
     Gas karbon dioksida mempunyai sifat dapat meneruskan sinar tampak (sinar UV) dan menyerap sinar infra merah. Karbondioksida dihasilkan dari aktivitas mausia di bumi. Jika kadar karbondioksida melebihi normal yang dapat diserap oleh tumbuhan untuk respirasi atau tidak seimbangnya kadar karbondioksida dengan jumlah tumbuhan hijauyang dapat menyerap karbondioksida maka karbondioksida akan menumpuk dan membentuk lapisan di atmosfer. Ketika sinar matahari menyinari bumi maka sinar UV akan diteruskan menuju bumi dan akan memancarkan kembali sinar yang sebagian besar mengandung sinar infra merah (jika ada energi yang diserap maka akan ada energi yang dilepaskan). Ketika sinar yang dipancarkan kembali ke atmosfer mengandung sebagian besar sinar infra merah maka lapisan karbondioksida pada atmosfer menyerap sinar inframerah tersebut. Sinar inframerah ini tidak disimpan melainkan di dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.

      Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Pemanasan global (Global Warming) mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Green House Effect (Efek rumah kaca) juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut.

Tinggalkan komen di sini

Google Hacking